Satu,
Kalau mataku membuka, ada cahaya yang mengganggu dan aku bisa melihat bayangan-bayangan akan wajahnya lagi.
Dua,
Kalau mataku tertutup, bayangan akan dirinya semakin jelas sehingga aku harus berusaha untuk membendung air mataku.
Tiga,
Kalau aku mati, ada seseorang yang harus kupertanggung jawabkan kematiannya karenaku.
Empat,
Kalau aku diam saja, apakah dia akan mengerti...?
- - - - - -
Title: To You
Cast: Jinkibum(main) and other!
Author: veenstra aLice;
Genre: Nggak jelas. Romance bukan, humor bukan, angst bukan... apa dong??
Length: sepanjang saya bisa buka lappy
Rate: PG -puasaan mamen!-
Disclaimer: Semua milik yang punya... Kecuali Minho milik author~ :D *dikejar Flamers
- - - - - -
Lee Jinki. Lee Jinki. Lee Jinki...
Sudah beberapa kali nama itu dituliskannya di sampul depan beberapa buku-buku yang berserakan di kakinya. Namja yang sedang sibuk dengan pekerjaannya itu memiliki nama yang sama dengan yang telah dituliskannya berkali-kali. Lee Jinki. Dia sedang berusaha menyampul semua buku-buku sekolahnya dengan rapi, meskipun pada akhirnya tetap saja berantakan.
Eomma-nya yang memperhatikannya sejak tadi tertawa dan menghampirinya, membantunya menyampul hingga akhirnya semua bukunya telah rapi. Ketika Jinki berterima kasih padanya, pintu depan rumah mereka diketuk. Jinki membiarkan eomma-nya membukanya, dirinya sendiri berjalan ke kamarnya untuk menata kembali buku-buku pelajarannya. Ketika Jinki meletakkan buku Matematika, dia mendengar ada suara tangisan seorang yeoja. Penasaran, Jinki mengendap-endap turun ke bawah dan mengintip.
Di ruang tamu, Jinki melihat ada seorang yeoja kecil bermata kucing yang sedang menangis di sofa. Eomma-nya sedang berbicara dengan entah siapa di luar pintu. Tampaknya yeoja itu kehujanan, karena sekeliling tubuhnya basah, membasahi sofa juga. Jinki memperhatikannya lagi. Di pipi tirusnya ada bercak-bercak merah. Mungkin yeoja itu terluka? Kasihan, pikir Jinki.
Eh, yeoja?
Eomma-nya telah selesai berbicara dengan seseorang diluar itu, tetapi tetap membiarkan pintunya terbuka. Sekarang yeoja itu sedang meminum teh panas yang diberikan Eomma. Ketika Jinki memperhatikan tudung yeoja itu yang perlahan dibuka, tampaklah rambut pendek seorang namja yang basah. Jinki bingung. Apakah dia namja? Atau dia seperti Amber yang tomboy?
Tampaknya Jinki ketahuan, dan Eomma-nya menyuruhnya untuk membantu membbersihkan yeoja, atau namja, itu. Perlahan, Jinki membantu eomma-nya membersihkan bekas darahnya. Ternyata ada luka goresan di sepanjang pipinya. Ketika eomma-nya pergi ke dapur untuk mengambil obat luka, Jinki memperhatikan wajah yeoja, atau namja, yang masih menangis tersedu-sedu itu. Mata kucingnya berkaca-kaca, menatap balik Jinki dengan penuh waspada.
Neomu yeppo.
Imajinasi Jinki terputus dengan kedatangan eomma-nya yang membawa kapas dan obat luka. Alih-alih membiarkan lukanya dibersihkan, yeoja, atau namja, itu malah menutupi lukanya dengan tangan kirinya dan menunjuk Jinki dengan tangan kanannya. Jinki mengedip bingung. Dia tidak melakukan apa-apa, apa salahnya?
"Oh, ingin dia yang membersihkan?" kata Eomma Jinki bertanya. Yeoja, atau namja, itu mengangguk lemah. Jinki menerima kapas itu dengan bingung. Dia memperhatikan penjelasan eomma-nya tentang membersihkan luka sebelum akhirnya menyentuh pipi tirus itu dengan tangan gemetar. Awalnya Jinki takut anak itu akan menjerit kesakitan karena perihnya, tetapi ternyata anak itu tetap diam meskipun sedikit-sedikit mengerutkan dahi karena sakitnya yang ditahan.
Selama Jinki mensterilkan lukanya, eomma-nya menyiapkan tempat tidur untuk anak itu di kamar Jinki yang lumayan luas. Untung saja Jinki tidak keberatan karena rumah mereka lumayan kecil untuk tiga orang. Appa Jinki telah meninggalkan Jinki dengan Eommanya beberapa tahun yang lalu karena kanker. Sejak saat itu Jinki berjanji akan menjadi anak yang baik dan bisa membuat eomma-nya bahagia.
Jinki menuntuk anak itu naik ke kamarnya, sesuai dengan perintah eomma. Sebelumnya, eomma telah mengganti bajunya dengan piama Jinki yang sudah tidak terpakai. Dan bisa dipastikan bahwa anak itu adalah namja. Jinki membiarkannya tidur di atas, di tempat tidurnya, sementara dia sendiri tidur di kasur yang sebenarnya disiapkan eomma untuk anak itu. Entah kenapa, tetapi ada semacam rasa protektif terhadap namja cantik itu. Jinki berbaring dengan mata terbuka lebar. Ini bukan kali pertama dia tidur bersama orang lain. Biasanya dia akan segera tidur begitu mencium bau bantal, tetapi kali ini tidak bisa. Dia berkali-kali merubah posisi tidurnya. Tangannya tidak sengaja menyentuh pinggiran tempat tidurnya, dan kaget karena sebuah tangan menyentuhnya tiba-tiba. Rupanya anak itu juga belum tidur. Tangan anak itu mulai menggenggam tangan Jinki, mencari kehangatan. Jinki menyadari bahwa tangannya dingin. Akhirnya mereka berdua tidur dengan tangan saling bertautan sampai pagi.
- - -
"Namanya Kibum. Kim Kibum." jelas eomma ketika makan pagi di dapur. "Mulai sekarang kau akan menjadi hyung-nya, Jinki."
"..."
"Mulai besok dia akan bersekolah di tempatmu, satu tahun dibawahmu. Jaga dia baik-baik, ne?" kata eomma lagi.
"..."
"Yah! Apa kau dengar kata-kata eomma?"
"ne, eomma. Aku dengar kok."
"Kalau begitu habiskan sarapan dan berangkatlah ke sekolah,"
"ne, eomma."
Jinki memperhatikan eomma-nya yang sedang membuatkan sandwich untuk Kibum. Sebenarnya bukan membuatkan, karena Kibum sendiri yang membuatnya, hanya saja dibantu eomma sedikit-sedikit. Anak itu tampaknya terampil sekali memakai peralatan dapur. Kibum sempat melihat Jinki yang memandangnya lalu cepat-cepat membuang muka.
Jinki hanya mengangkat bahu dan pergi ke sekolah.
.
.
.
.
-cont-
Labels: 2min, FF, Jonghyun, Key, Minho, Onew, OnKey, SHINee, Taemin