Live Typing ya?? Memang sih, sebenarnya saya pingin banget live typing dari dulu, hanya saja tidak ada waktu...
Sekarang mumpung rumahnya kosong, saya jadi bisa.....
Let's Start!!!
"Sebelumnya aku tak pernah menyangka akan mati dengan cara seperti ini. Memang, aku bisa bertemu dengan Veen lagi, tetapi tetap saja aku masih sedih. Aku menginginkan kematian yang damai, bukan seperti ini. Kematianku ini, sangat tragis dan tidak damai. Aku masih terikat dengan dunia, karena aku masih banyak urusan di sana. Siapa suruh membunuhku ketika mengetahui aku mempunyai aib yang memalukan?
Sebenarnya aib ini hanyalah perkara biasa. Kakakku saja yang menganggap hal ini aneh, dan mempengaruhi seluruh penghuni rumah. Hanya karena aku memelihara lima ekor burung hantu seputih salju, seperti Hedwig, sudah menjadi aib keluarga yang paling gelap. Padahal ibu tidak tahu, Kakak sudah menjadi bahan obrolan para guru di ruang kebajikan- ruangan untuk menghukum murid yang sangat dingin- dan ibu selalu mengelak ketika aku memberitahunya soal gadis - gadis kelas rendah yang setiap pulang sekolah rambutnya selalu basah dan bau karena diceburkan kedalam rawa di pinggir sekolah kami.
Aku bukannya bersimpati atau apa terhadap gadis cengeng waktu itu, tetapi sebaiknya pakai cara yang lebih baik sedikit! Terlalu kejam, begitu aku menyebutnya. Dan karena kebutaan terhadap perkaranya sendiri, dia mempengaruhi penghuni rumah; memberitahu mereka burung - burung hantu itu untuk percobaan aneh, sihir, keinginan untuk abadi, dan hal - hal konyol lainnya yang menyebabkan Liam, Vla, Rio, dan Bell-burung hantuku- diusir ke dunia lain oleh ayah.
Sungguh orang tua yang tidak mengerti selera anaknya masing - masing. Untung saja Mere masih dapat kuselamatkan ketika sedang menunggu giliran untuk dijadikan burung hantu panggang. Satu - satunya manusia yang mengerti aku hanyalah adikku, Veen, yang sudah meninggal karena penyakit asma akut yang dideritanya. Malam itu, yang amat meratapi kematian Veen hanya aku. Yang mengucurkan air mata secara tulus hanya aku. Yang lain? Apalagi kakak, hanya menangisinya di depan. Aku tahu sebenarnya di dalam hatinya mereka semua senang. Kini aku terlantar tanpa Veen yang selalu membelaku, bukan, bersenang - senang dengan Veen di event horizon (baca Defense Devil)."
Sudah....
Ide saya habis....
Kalau beruntung saya akan meneruskan...
Kalau nggak ya nggak tahu! ^_^
*end*