+
Diam. Pemikiran yang sangat bagus ketika kita sedang dalam keadaan susah, atau sedih. Apakah hidupku akan berakhir di sini? Di saat ini? Jalan menuju cita - cita masih terbuka lebar, diselimuti karpet merah berlumur noda darah yang tak kasat mata. Diam. Aku hanya diam menanti tanggapan darinya, seseorang yang amat penting bagiku. Diam. Seseorang yang kutunggu untuk bicara itu juga hanya diam.
Kami terperangkap dalam kebisuan yang hampa ini. Hilang, aku berharap akan ada yang mau mendatangi kami, lalu mencairkan suasana diantara kami. Namun sayangnya tidak ada. Seburuk itukah kesanku?
Lalu bel berbunyi, memutuskan sebuah perkataan maaf yang akan kuhadiahkan pada orang yang berdiri tepat di sampingku. Aku benci sekali dengan keadaan ini. Dia langsung masuk kelasnya tanpa kata - kata. Air mataku hampir tumpah. Untung saja guru pelajaran berikutnya tidak ada. Selama setengah jam aku meringkuk di sudut kelas, memandangi teman - temanku yang sedang menikmati keabsenan guru ini dengan menahan tangis.

Diam dan tak memaafkan diri sendiri. Hal itulah yang akan kulakukan ketika atmosfer menyesakkan ini terjadi lagi.




Veenstra
+ posted on 20110217 at 18:22